Powered By Blogger

Kamis, 26 Februari 2015

Wanita Pertama Penghuni Surga



Suatu hari putri Nabi SAW Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelah Ummahatul Mukminin (istri-istri Nabi SAW)
Rasulullah bersabda: Dialah Mutiah
Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.
Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.”
Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, 
“Wa’alaikassalaam … siapakah diluar ?” lanjutnya bertanya
Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.”
Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.”Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya,
“Oh, iya. Ada keperluan apa?” 
“Saya hanya berkunjung saja” 
“Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?” 
“Saya bersama dengan anak saya, Hasan?” 
“Maaf, Fatimah. Saya belum mendapatkan izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki” 
“Tetapi Hasan masih anak-anak” 
“Walaupun anak-anak, dia lelaki juga kan? Maaf ya.

Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya” 
“Baiklah” kata Fatimah dengan nada kecewa.
Setelah mengucapkan salam, ia pun pergi. 

Keesokan harinya, Siti Fatimah kembali berkunjung ke rumah Muti’ah. Selain mengajak Hasan, ternyata Husein (saudara kembar Hasan) merengek meminta ikut juga. Akhirnya mereka bertiga pun berkunjung juga ke rumah Muti’ah. Terjadilah dialog seperti hari kemarin. 

“Suami saya sudah memberi izin bagi Hasan” 
“Tetapi maaf, Muti’ah. Husein ternyata merengek meminta ikut. Jadi saya ajak juga!” 
“Dia perempuan?” 
“Bukan, dia lelaki” 
“maaf, saya belum memintakan izin bagi Husein.” 
“Tetapi dia juga masih anak-anak” 
“Walaupun anak-anak, dia juga lelaki. Maaf ya. Kembalilah esok!” 
“Baiklah” Kembali Siti Fatimah kecewa. 

Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu.“Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?”Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan dan Husein, yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya. Walaupun anakmu masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”

Semakin galau hati Fatimah, memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya
Namun hari berikutnya kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.
Dalam kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya.

Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus, dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang. Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami seperti Mutiah.


Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah. Dan pada hari yang keempat, Fatimah datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja. Dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja.Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya sejak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah… Tsumma Subhanallah.Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan. Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.
“Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.”Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang sholehah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki surga Allah SWT.

Semoga Bermanfaat bagi Penulis dan Pembaca, aamiin

Terima Kasih ..

Sabtu, 21 Februari 2015

Penghuni Neraka Banyak dari Kaum Wanita


Suatu perkara yang pasti bahwa Syurga dan Neraka adalah dua tempat balasan yang Allah SWT ciptakan. Syurga diciptakanNya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Muslimin dan Muslimat dan Neraka sebagai tempat tinggal bagi kaum Musyrikin, Musyrikin dan pelaku dosa yang Allah SWT telah melarang darinya. Setiap Muslim yang mengerti keadaan Syurga dan Neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Syurga dan terhindar jauh dari Neraka, inilah fitrah.
Membicarakan tentang Neraka dan penghuninya, yang mana mayoritas penghuninya adalah wanita karena sebab-sebab yang akan dijelaskan nanti.
Sebelum kita mengenal wanita-wanita penghuni Neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah SWT di dalam Al Quran tentang Neraka dan azab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At Tahrim : 6)
Imam At-Tobari (rahimahu ‘Llah) menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari Neraka.”
Ibnu Abbas r.a juga mentafsirkan ayat ini : “Beramallah kamu dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kamu untuk bermaksiat kepadaNya dan perintahkan keluarga kamu untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kamu dari Neraka.”
Masih banyak tafsir para sahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari Neraka dengan mengerjakan amalan soleh dan menjauhi maksiat kepada Allah SWT.
Di dalam surah lainnya Allah SWT berfirman :
“Peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Surah Al Baqarah ayat 24)
Sahabat yang dimuliakan, Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan Neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Kedahsyatan dan kengerian Neraka juga dinyatakan Rasulullah SAW di dalam hadist yang shahih dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Baginda SAW bersabda :
“Api kamu yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian Neraka Jahanam.”
Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api Neraka yang panasnya 70 kali ganda dibandingkan dengan panas api dunia? Semoga Allah SWT menyelamatkan kita dari api Neraka.
WANITA PENGHUNI NERAKA
“Dari Imran bin Husain radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
 اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء (رواه البخاري 3241 ومسلم 2737)
 “Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir. Lalu aku diperlihatkan neraka. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737)

Hadist ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah SAW tentang penghuni Syurga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan Neraka yang mayoritas penghuninya adalah wanita. Tetapi hadist ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang menyebabkan mereka dimasukkan ke dalam Neraka dan menjadi mayoritas penghuninya, namun demikian sebab-sebab tersebut disebutkan dalam hadist lainnya.
Di dalam kisah sholat gerhana matahari, Rasulullah SAW dan para sahabatnya melakukan sholat gerhana padanya dengan sholat yang panjang , Rasulullah SAW melihat Syurga dan Neraka. Ketika beginda melihat Neraka beginda bersabda kepada para sahabatnya :
Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya tentang hal itu, lalu beliau menjelaskan dalam riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

  َأُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَعَ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ ،  قَالُوا :  بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ :  بِكُفْرِهِنَّ ،  قِيلَ : يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ ، قَالَ :  يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ  (رواه البخاري، رقم 1052) .

“Saya diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang berkatak, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, ‘Kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekan. Maka dia akan mengatakan, ‘Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.” (HR. Bukhari, no. 1052)

Dalam hadist yang lain, Rasulullah SAW menjelaskan tentang wanita penghuni Neraka, baginda bersabda :
“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka kerana sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti bunggul unta. Mereka tidak masuk Syurga dan tidak mendapatkan wanginya Syurga padahal wanginya dapat dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Dari Imran bin Husain dia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya penduduk Syurga yang paling sedikit adalah wanita.”
(HR. Muslim dan Ahmad)
Imam Qurthubi (rahimahu ‘Llah) menjelaskan maksud hadist di atas dengan pernyataannya :
“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum lelaki dari akhirat disebabkan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.”
(Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tazkirah halaman 369)
Jika kita perhatikan keterangan dan hadist di atas dengan insaf, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam Neraka bahkan menjadi mayoritas penghuniya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni Syurga.
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya :
Rasulullah SAW menjelaskan hal ini pada sabda baginda di atas tadi. Kekufuran seumpama ini terlalu banyak kita dapati di tengah-tengah keluarga kaum muslimin, yaitu seorang isteri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak sesuai dengan kehendak isteri sebagaimana kata pepatah, "panas setahun dihapus oleh hujan sehari". Padahal yang harus dilakukan oleh seorang isteri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan suami karena Allah SWT tidak akan melihat isteri seumpama ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW :
“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (Hadist Riwayat Nasaie)
Hadist di atas adalah peringatan keras bagi kaum wanita muslimah yang menginginkan keridhaan Allah SAW dan SyurgaNya. Maka tidak layaklah bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal kekurangan yang tidak sepatutnya untuk diperbesar-besarkan.
Jika sedemikian keadaannya, maka sangat tidak sesuai sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah SAW sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam Neraka walaupun mereka tidak kekal didalamnya.
Cukup sekiranya isteri-isteri Rasulullah SAW dan para sohabiyah sebagai suri tauladan bagi isteri-isteri kaum muslimin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan yang dilakukan seorang isteri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk pertama ialah seorang isteri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang isteri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.
Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang isteri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang dibenarkan oleh syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan yang bermaksud untuk menjatuh dan merusak kehormatannya sehingga suaminya dipandang hina di mata orang lain. Begitu juga apabila seorang isteri meminta talak atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mendakwa telah dianiaya atau dizalimi suaminya atau lain-lainnya.
Permintaan cerai biasanya di awali dengan pertengkaran antara suami dan isteri karena ketidakpuasan isteri terhadap kebaikan dan usaha suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah SWT dan sunnah-sunnah Rasulullah SAW Sungguh hina sekali apa yang dilakukan isteri seperti ini terhadap suaminya.
Ingatlah sabda Rasulullah SAW :
“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i) maka haram baginya mencium wangi Syurga.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi )
Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para isteri terjadi apabila seorang isteri tidak mau melayani keperluan batiniyah suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang seumpamanya.
Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang isteri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Tindakan ini sebenarnya adalah seakan-akan seorang isteri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i. Demikian pula jika isteri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya (aurat), menerima tamu tanpa izin suaminya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang lain-lain.
Begitu juga apabila seorang isteri tidak mau berdandan atau mempercantikkan diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal-hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti sholat atau puasa Ramadhan.
Maka setiap isteri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah isteri yang durhaka terhadap suami dan telah melakukan maksiat kepada Allah SWT. Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang isteri maka ia dikatakan sebagai isteri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya.
Sungguh rugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke Neraka daripada jalan ke Syurga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.
Jalan menuju Syurga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga yang indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Syurga yang Allah sediakan untuk hamba-hambaNya yang sabar menempuhnya.
Ketahuilah pula bahwa jalan menuju ke Neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa Neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah SWT dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya.
3. Tabarruj
Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang wajib ditutupnya dari pandangan lelaki bukan mahramnya.
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah SAW tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang disebabkan pakaian yang mereka pakai tipisnya, pakaian ketat menampakkan bahagian-bahagian tubuh tertentu, tidak menutup aurat sebagaimana yang berlaku di dalam masyarakat kita. Sebagaimana yang di uraikan oleh Ibnul ‘Abdil Barr rahimahu ‘Llah ketika menjelaskan sabda Rasulullah SAW tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan :
“Wanita-wanita yang dimaksudkan Rasulullah SAW adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan tubuhnya atapun yang menunjukkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada zahirnya dan telanjang pada hakikatnya … .”
Mereka adalah wanita-wanita yang suka dan amat gembira apabila berjaya menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah SWT telah melarang hal ini dalam firmanNya yang bermkasud :
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (Surah An Nur ayat 310)
Imam Az-Zahabi rahimahu ‘Llah menyatakan di dalam kitab Al Kabair :
“Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang dipakai oleh mereka, memakai minyak wangi dengan yang seumpanya jika mereka keluar rumah … .”
Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum lelaki ke dalam Neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoncang keimanan yang kukuh sekalipun, apa lagi iman yang lemah yang tidak dikuatkan dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah sendiri menyatakan di dalam hadist yang shahih bahwa :
“ Fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum lelaki adalah fitnahnya wanita.”
Sahabat yang dirahmati Allah,
Sejarah sudah membuktikan bahawa betapa banyak tokoh-tokoh dunia yang tidak beriman kepada Allah SWT hancur hanya disebabkan bujuk-rayu wanita. Bahkan berapa banyak persaudaraan di antara kaum muslimin terputus hanya disebabkan wanita. Berapa banyak anak yang durhaka kepada ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi gejala-gejala lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita seumpama mereka ini memang layak untuk tidak mendapatkan wanginya Syurga.
Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum lelaki ke dalam lembah dosa yang hina, terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan tubuh mereka kepada kaum lelaki. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi jenayah dan kezaliman terhadap kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri.
Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang disaran oleh Islam yang akan menyelamatkan kaum wanita dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak. Jangan diikuti pemikiran sekular pemimpin-pemimpin wanita Islam yang coba mempertikaikan hukum-hukum Allah dan mempertikaikan hak-hak wanita yang telah dinyatakan di dalam al-Qur’an.
Allah SWT berfirman :
“Dan tinggallah kamu di rumah-rumah kamu dan janganlah kamu bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Surah Al Ahzab ayat 33)
Masih banyak sebab-sebab lainnya yang menyebabkan wanita menjadi penghuni majoriti Neraka. Tetapi cukuplah dengan tiga sebab ini sahaja yang dijelaskan di sini karena memang tiga perkara inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat kita.
Rasulullah SAW pernah menerangkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari azab Neraka. Ketika beginda selesai berkhutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertaqwa kepada Allah SWT dan anjuran untuk mentaatiNya. Baginda pun bangkit mendatangi kaum wanita, baginda menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian baginda bersabda :
“Bersedekahlah kamu semua. Karena kebanyakan kamu adalah kayu api Jahanam!”
Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?”
Baginda menjawab : “Karena kamu banyak mengeluh dan kamu kufur terhadap suami!” (HR Al- Bukhari)
Bersedekahlah karena sedekah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kaum wanita dari azab Neraka.

Semoga Allah SWT menyelamatkan ibu-ibu kita dan saudara-saudara wanita kita dari azab Neraka-Nya. Aamiin.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.


Terima Kasih ..


Benarkan semua umat islam akan masuk neraka terlebih dahulu ?




Perkataan / kepercayaan seperti ini menurut saya sangat salah, dan jika orang ada percaya, justru akan menjerumuskannya bahkan terjerumus kedalam syirik. Betapa tidak, kepercayaan yang salah, akan melemahkan orang yang mempercayainya untuk berbuat kebaikan, karena mereka berpikir semua orang islam pada akhirnya nanti akan masuk neraka, kenapa saya harus terlalu optimis berbuat kebajikan toh saya juga pada akhirnya akan masuk neraka dahulu lalu masuk syurga ..
hal ini membuat saya sangat risih, karena teman saya mulai mempercayainya, ceritanya seperti dibawah ini :
Beberapa minggu lalu saya terlibat perbincangan ringan dengan teman saya, Saya lupa kenapa perbincangan itu tercetus, dan dia berkata bahwa guru mengajinya telah memberitahunya bahwa semua orang islam yang baik, benar, banyak dosa, sedikit dosa, semua akan masuk neraka terlebih dahulu karena untuk menyucikannya ..
Kecuali orang-orang yang mati syahid ..
Simple saja saya jawab salah (diluar permasalahan syahid atau tidak) semua akan diukur mana yang lebih banyak dosa tentu akan masuk neraka dulu, dan disiksa dulu dan mana yang lebih banyak amalnya tentulah langsung masuk surga ..

Perbincangan ini terputus sampailah bulan Febuari 2015 sekarang ..
Hari ini, teman saya mungkin masih tidak percaya tentang bantahan saya tentang hal itu, dia mendapat masukan baru dari seseorang yang sudah kuliah yaitu sama seperti guru mengajinya lagi, dan dia membuka perbincangan lagi ..
Kata teman saya, semua orang islam akan masuk neraka terlebih dahulu ..
Saya bilang kata siapa semua orang islam masuk neraka terlebih dahulu sedangkan itu diluar konsep keadilan, manusia saja bisa berbuat adil lebih dari itu mana mungkin Allah SWT bisa berbuat tidak adil. Karena konsep yang kamu percayai seperti itu adalah sangat tidak adil.
Tapi bagi teman saya itu masih masuk akal karena untuk menyucikan dosanya terdahulu.

Saya kasih perumpamaan :

Kamu sedari kecil ini, menjaga diri dari perbuatan dosa, baik kepada Tuhan (vertikal) dan kepada manusia (horizontal).

Bahkan kamu sekuat tenaga menghindari dosa yang paling berbahaya yaitu syirik dan tidak berbuat dosa kepada manusia, karena kita tahu masalah dosa horizontal yang berhubungan dengan manusia ini, sangat sulit untuk dihapuskan kecuali si manusianya yang memaafkan.

Jadi kamu berusaha, bahkan kamu berkorban sepanjang hidupmu, setiap saat ada orang butuh pertolongan meminta sedekah untuk dia dan anaknya yang kelaparan, sedangkan uang kamu hanya Rp10.000 untuk membeli buku, maka kamu dengan berat hati, dan kamu orang yang baik, maka kamu kuatkan menolong orang itu dahulu daripada membeli buku.

Lalu saya tanya beratkah perbuatan mu itu untuk menolong orang itu ?

Jawabnya "Berat"
Betul kata saya itu berat, tapi kamu sudah berbuat baik dengan mengorbankan sesuatu yang kamu punya.
Setiap hari kamu selalu berusaha keras sekuat tenaga berbuat baik, apalagi mengenai shalat dan perintah-perintah Allah SWT yang lain semua kamu lakukan sampailah kamu kepada kematian.

Hasilnya pada waktu hari kebangkitan : Dosa 10 vs Pahala 90, dan kamu masuk neraka dahulu karena nilai kesalahan yang hanya 10 tadi.


Terus, adik kamu disaat yang sama (saya memberikan kejadian yang sama persis dan pararel) mengalami kejadian yang sama persis dengan kehidupan kamu tadi, semua sama, termasuklah kejadian 2 orang kelaparan dan hanya mempunyai uang Rp10.000 dan tidak diberikan adikmu.

Apakah berdosa adikmu berpikir tidak mau memberikan uang dimana hanya sebegitulah jumlah yang dia miliki untuk membeli buku ?

Jawabnya "Tidak"
Betul tidak berdosa, tapi dia tidak berbuat kebaikan.
Semua kejadian pararel, saya ceritakan kepada teman saya agar dia mudah mempertimbangkan, mengenai keadilan tadi.
Namun adiknya tidak berbuat yang sama dengan dia termasuk perintah shalat dan lain-lain.
Sampailah adikmu kepada kematian.

Hasilnya pada waktu hari kebangkitan : Dosa 90 vs Pahala 10, dan adik kamu masuk neraka dahulu karena nilai kesalahan / dosa yang 90 tadi.


Sekarang saya bertanya, adilkah Tuhan berbuat kepada kamu dengan memasukkan neraka kepada kamu, sedangkan kamu mempunyai nilai pahala 90 dan dosa hanya 10 ?
Teman saya menjawab tidak adil
Tapi teman saya menjawab dengan ragu dan masih meyakini konsep 2 orang yang dia percayai tadi.
Menurut dia “benar juga” jika orang islam itu dimasukkan neraka dahulu, untuk menyucikan mereka dahulu, baru masuk syurga.
Saya cukup bingung karena menurut saya pola berpikirnya sudah diluar konsep islam dan dia percaya begitu saja tanpa mengenal dulu mengenai konsep islam itu salah satunya keadilan.

Maka saya kasih perumpamaan dan pilihan lain:
  1. Ibu kamu punya hutang dengan tetangga 10juta, lalu tetangga melaporkan ke polisi. Polisi datang dengan serta merta memenjarakan ibu kamu selama 5 tahun, sedangkan ibu kamu punya kemampuan membayarkan hutang dengan menjual rumah yang seharga 50juta.
  2. Ibu kamu punya hutang dengan tetangga 10juta, lalu tetangga melaporkan ke polisi. Polisi datang dan dengan adil polisi memutuskan memberikan waktu selama waktu tertentu untuk menjual dahulu rumah yang 50 juta dan membayarkan hutang 10 juta kepada tetangga.

Yang mana yang menurut kamu adil ? Tentu no: 2 kann ..

Nah saya bilang, kita, polisi, manusia, lagi bisa berbuat adil dengan memberikan keputusan no.2, apalagi Tuhan.

Tuhan jauh dan sangat jauh lebih adil daripada manusia.

jika kita ingin memahami sesuatu, jangan memandang karena dia (maaf) lebih pintar dari kita misalnya kiyai, alim ulama siapapun itu, jika kita belum memegang konsep pada ajaran itu.

Contoh, anda ingin riset membuat mesin penggerak Green Energy, dan kamu mendapat nasihat dari enginer ahli permesinan dan menyarankan pada riset kamu menggunakan bahan bakar fosil, akhirnya kamu berhasil membuat mesin penggerak memakai bahan bakar fosil, walaupun hasil yang dicapai dengan efesiensi penggunaan bahan bakar yang tinggi, yaaah simple saja bukan konsepnya green energy.
Salah satu konsep pada agama islam adalah KEADILAN.

Maka jika ada ajaran islam yang di si'ar kan yang menurut kita salah, tidak sesuai konsep, maka perlu kita kaji lebih dalam ..
Salah satunya tadi, statement bahwa setiap orang islam kecuali yang mati syahid akan masuk neraka terlebih dahulu.
Dan komunikasi mulai stuck, akhirnya saya cari-cari mengenai perhitungan Pahala dan dosa, dan saya menemukan jawabannya, jawabannya bahkan bukan pada Hadits tapi dalam Al Quran dimana Allah SWT berfirman :
Ungkapan pada alquran adalah pada At Taghabun (QS 64) ayat 9.
[64:9] (Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِينَ فِيهَا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ


Artinya pada ayat itu, allah langsung menutupi dosanya atau artinya ditimbang terlebih pada pada kata “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya”
Dan kata-kata “dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar” artinya orang yang jelas-jelas mempunyai amal yang hitungannya lebih besar atau dapat menutupi nilai dosanya (atas perhitungan Allah SWT) jelas langsung masuk surga.
Saya merasa beruntung segera menemukan cuplikan ayat ini, sehingga saya dapat meyakinkan teman2, karena yang saya tunjukkan ada pada Al Quran.

Yah, pada akhirnya menurut saya, lakukan dahulu kewajiban, perbanyak amal baik, terutama amalan baik yang sudah bersifat mendekati kewajiban dan jelas semakin banyaklah menjauhi larangannya ..


Mudah-mudahan pada hari pengadilan nanti setelah dibangkitkan, kita akan melewati dengan mulus jembatan shiratal mustaqim (btw, untuk apa jembatan ini dibuat?) dengan selamat :)



Mohon maaf, jika ada kata yang salah, semua hanyalah menurut pemikiran saya, saya yang ngaji saja masih terbata-bata ..
Semoga kita terlindung dari api neraka, aamiin ..

Selasa, 19 November 2013

Mimpi Bertemu Rasulullah SAW Ketika Koma

Kisah Nyata


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,  
Rasulullah SAW bersabda maksudnya : "Barangsiapa yang telah melihatku di dalam tidurnya ( mimpi) , maka ia sesungguhnya telah melihatku, kerana syaitan tidak (mampu) menyerupai gambaranku” ( Hadis Riwayat Bukhari, 1/52  dan Muslim, no 2266, 4/1775 )

Dalam hadis yang lain pula disebutkan :-

Nabi SAW bersabda maksudnya : “Barangsiapa yang telah melihatku di dalam tidurnya (mimpi), maka ia sesungguhnya telah melihatku, kerana syaitan tidak (mampu) menyerupaiku, dan mimpi seorang mukmin adalah satu juzuk dari 46 juzuk dari kenabian”  (Hadis Riwayat Bukhari, 6/2568)

Terdapat kisah benar telah berlaku pada  hari Khamis 10 Ogos 2006 bersamaan 16 Rejab 1427 Hijrah ke atas seorang pelajar yang bernama Syamimi sedang menuntut di Universiti Islam Antarabangsa Gombak, Selangor. Nama Syamimi bermaksud 'kesayanganku'.

Ayahnya meletakkan nama tersebut mengambil sempena nama gelaran puteri Rasulullah SAW iaitu Saidatina Fatimah az-Zahra semoga suatu hari nanti anaknya menjadi salah seorang mutiara kesayangan Rasulullah SAW. Alhamdulillah doanya dimakbulkan oleh Allah SWT selepas 23 tahun kelahiran anak sulung daripada 8 adik beradik.

Syamimi telah menghafal al-Quran 30 juzuk terpelihara kemas dalam hatinya. Beliau menghabiskan masa 3 tahun utk menghafal 30 juzuk Kalamullah ketika berada di negeri kelahirannya. Beliau hafal sendiri untuk memenuhi harapan ibu ayah yang mengharapkan ada dalam kalangan anak mereka menjadi seorang hafiz atau hafizah. Sebagai anak sulung, beliau mengambil tanggungjawab ini untuk menjadi contoh kepada adik-adik yang lain. Setiap hari beliau hafal dua mukasurat al-Quran dan tasmi’ dengan ustaz di sebelah rumahnya. Sekarang beliau pelajar tahun 4 jurusan Undang-Undang Syariah di universiti ini.

Sebelum bermimpi berjumpa Nabi SAW beliau memang diuji dengan sakit yang tidak tahu apa punca sejak lebih setahun yang lalu. Sakitnya rasa seperti ditikam-tikam dengan pisau di bahagian belakang tubuhnya, tambahan pula kaki yang sakit di bahagian lutut sejak 8 tahun lalu tidak pernah sembuh. Pernah satu ketika, selepas makan, beliau muntah bersama segumpal rambut dari kerongkongnya. Penderitaannya hanya Allah dan dia sendiri yang tahu. Sudah lama beliau tidak terdaya ke kelas kerana sakit itu membuatkan dia tidak dapat berdiri atau berjalan. Hilang selera makannya hingga badannya susut hampir 13 kg. Beliau hanya menggagahkan diri untuk pergi berwuduk dua hingga tiga kali sehari. Wuduk itu dijaga sebaik mungkin untuk ibadah sepanjang hari.

Hari-hari yang dilaluinya dipenuhi dengan membaca al-Quran dan qiamullail sebagai pendinding daripada gangguan yang berterusan menyakiti diri. Diceritakan makhluk-makhluk halus itu akan mengganggunya terutama pada waktu sebelum Subuh, Zuhur dan Maghrib. Beliau telah banyak berubat di merata tempat, berjumpa doktor-doktor pakar, malah ulama yang faqih dalam ilmu perubatan Islam serta akhir sekali bertemu seorang pensyarah di sini. Tapi beliau hanya mampu bertahan. Pesan ustaznya, setiap kali beliau sakit, banyakkan baca Surah Al-Baqarah.

Pagi Khamis itu, beliau berniat untuk hadir kuliyah sebab sudah terlalu lama tidak mampu ke kelas. Beliau bangun kira-kira jam 4.30 pagi untuk solat tahajud. Berbekalkan sedikit kekuatan yang digagahkan, beliau ke bilik air untuk berwuduk dengan memapah dinding dan segala apa yang mampu membantu beliau untuk berdiri. Habis berwuduk, beliau jatuh tersungkur, rasa seperti ada yg menolak keras dari belakang. Ketika itu beliau sudah tidak mampu berdiri, justeru beliau merangkak ke bilik. Sampai saja di bilik, beliau ketuk pintu dan rebah di depan bilik tersebut. Disebabkan sakit yang mungkin sudah tidak tertanggung, dengan spontan beliau niatkan, “Ya Allah, kiranya mati itu baik untukku, aku reda, tapi kiranya Engkau ingin aku terus hidup, aku ingin dengar kata-kata semangat daripada Rasulullah SAW sendiri..”

Kemudian beliau pengsan. Sahabat-sahabat sebilik mengangkat beliau ke dalam biliknya dan di baringkan di sana . Waktu itu, sahabat-sahabatnya telah pun ‘forward message’ pada rakan-rakan yang lain agar dibacakan surah Yasin kerana beliau nampak sudah nazak. Malah mereka telah sedia dengan nombor telefon ahli keluarganya untuk dihubungi kiranya ada apa-apa berlaku dengan izin Allah. Kira-kira jam 11 pagi itulah, ketika tertidur dengan tenang dalam waktu qoilullah, beliau bermimpi. Beliau sedang terbaring dalam keadaan memakai telekung dengan tangannya diqiam seperti dalam solat di suatu tempat asing yang sangat cantik. Beliau terbaring di sebelah mimbar dan kelihatan banyak tiang di sekitarnya.

Tiba-tiba datang seorang Hamba Allah dengan wajah yang bercahaya dari arah depan dan berdiri hampir sekali, kira-kira 2 meter dari beliau. Wajahnya Subhanallah..indah sekali, tidak dapat hendak digambarkan. Beliau tertanya-tanya, siapakah orang ini? Cantik sekali kejadiannya dan hati beliau rasa sangat tenang dengan hanya melihat wajahnya. Dirasakan seluruh kesengsaraan yang ditanggung selama ini lenyap begitu sahaja. Kemudian, Hamba Allah itu mengatakan, “Assalamualaikum, ana Rasulullah..” Subhanallah..baginda Nabi SAW rupanya! Nabi SAW memakai jubah putih dan kain serban berwarna hijau di atas bahu baginda. Beliau nampak dengan jelas mata baginda Nabi SAW, janggut baginda, rambut baginda, kain serban di atas bahu baginda dan tubuh baginda. Kemudian Nabi katakan “Enti fil masjidi” (kamu sekarang berada di masjidku, Masjid Nabawi).. Allahuakbar!

Kemudian baginda Nabi SAW. berkata: QalAllahuta’ ala; “InnaAllahama’ assobirin” (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar). Ketika mendengar suara Nabi SAW mengalunkan Kalamullah, terasa bergema suara merdu Nabi di seluruh alam. Sememangnya baginda sebaik-baik kejadian dan diciptakan dengan penuh kesempurnaan. Nabi katakan (dalam lughahl arab, tp diterjemahkan di sini) ; “Ya Syamimi, dengan berkat kesabaran enti, dengan sakit yang enti tanggung selama ini, dan dengan berkat Al-Quran yang enti pelihara di dalam hati, maka Allah bukakan hijab untuk enti nampak ana..” Ketika Nabi menyebut Ya Syamimi, terlintas di hatinya “Ya Allah..baginda kenal ummatnya!”. Ya Rasulullah… Ketika itu, beliau dapat merasakan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah SWT, memberikan nikmat yang begitu besar buat dirinya.

Kemudian Nabi katakan lagi; “Sampaikan salamku buat sahabat-sahabat seperjuangan Islam. In syaa Allah, kita semua akan berjumpa nanti..” Nabi SAW. kemudian melafazkan; “Ummati.. ummati..ummati…” dan beliau nampak jelas Nabi SAW menangis saat itu. Beberapa titisan airmata baginda yang suci mengalir untuk ummat baginda! Kemudian baginda Nabi melangkah pergi. Beliau merintih, “Jangan pergi Ya Rasulullah..” tetapi baginda tetap pergi. Subhanallah, walaupun kita tidak pernah bersua dengan Nabi SAW yang mulia, baginda kenal dan sentiasa ingat akan ummatnya. Beliau sendiri tidak pasti, apakah baginda menangis kerana rindu kepada ummatnya, atau mungkin saja baginda sedih dengan ummat akhir zaman ini? wallahua’lam…

Sedar daripada tidur yang amat indah pengisiannya itu, beliau masih dikelilingi oleh rakan-rakan yang turut terdengar rintihan beliau dalam tidurnya “Jangan pergi Ya Rasululah…” Beliau kemudian menceritakan kepada sahabat-sahabat yang berada disekelilingnya tentang mimpinya sekaligus menyampaikan salam Rasulullah buat ummat baginda. Semua yang mendengar menangis lantaran rindu pada Nabi SAW. Rasa malu pada Nabi SAW kerana kita jarang-jarang ingat pada baginda sedangkan kita amat terhutang budi padanya. Lebih-lebih lagi kita sedar bahawa hanya syafaat bagindalah yang di harapkan di akhirat kelak.

Ya Allah..ketika itu, tiada kata yang lebih tinggi daripada kalimah Alhamdulillah untuk di rafakkan pada Allah atas nikmat yang begitu besar yang Allah berikan pada dirinya. Rasa tidak layak dirinya menerima anugerah dengan ujian yang hanya sedikit berbanding insan-insan yang lebih berat diuji oleh Allah SWT. Kiranya ada kalimah pujian yang lebih tinggi dari 'Hamdalah', pasti akan beliau sebutkan buat Allah Yang Maha Kaya. Semuanya terangkum dalam Rahmat-Nya yang melimpah ruah. Rasa sakit masih menular di tubuhnya. Cuma kali ini dia bertekad tidak akan menangis lagi untuk kesakitan ini.

Selepas solat Zuhur, rasa sakit yang ditanggung makin hebat. Tidak pernah beliau merasakan sakit yang sebegitu rupa. Terasa panas seluruh badan dan seluruh tubuhnya rasa ditikam pada setiap penjuru. Kalau dulu, beliau akan menangis dalam menghadapi kesakitan, namun pada waktu itu beliau pujuk diri untuk tidak menangis. “Apa sangatlah sakit yang aku tanggung ini berbanding nikmat yang Allah telah beri untuk melihat baginda Nabi SAW.”

Kemudian beliau tidur. Beliau terus rasakan berada di tempat tinggi, tempat yang biasa hadir sepanjang beliau menerima gangguan. Beliau katakan “Ya Allah, apa lagi yg hendak Engkau berikan buat hambamu yang hina ni, rasa malu sangat dengan-Mu Ya Allah…” Kemudian dengan izin Allah, datang empat orang yang berpakaian serba hijau. Salah seorang daripadanya mengatakan; “Assalamualaikum Ya Syamimi..Rasulullah SAW. sampaikan salam buatmu. Kami utusan Rasululah..Nahnu khulafa’ ar-rasyidin. Ana Abu Bakr, ini Ummar Al-Khattab, Uthman bin ‘Affan dan Ali..” Subhanallah..Saidina Abu Bakr memperkenal dirinya dan ketiga-tiga sahabat yang mulia. Beliau nampak sendiri, Saidina Abu Bakr yang amat lembut perwatakannya, Saidina Ummar dengan wajah tegasnya, Saidina Uthman yang cantik sekali dan Saidina ‘Ali yg agak kecil orangnya.

Para Sahabat mengatakan; “Kami diutuskan oleh baginda Nabi SAW untuk membantu enti..” Kemudian keempat-empat mereka membacakan ayat 102 surah Al-Baqarah yang bermaksud:

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi syaitan-syaitan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir pada manusia dan apa yg diturunkan pada dua malaikat di negeri Babylon iaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, ’Sesungguhnya kami hanyalah cubaan (bagimu) sebab itu janganlah kafir.’ Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa membeli (menggunakan sihir) itu, nescaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu..”

Selesai membaca ayat itu, para sahabat Nabi SAW menghembus pada makhluk-makhluk yang sedang mengganggu beliau dan mereka semua hancur terbakar. Subhanallah..waktu itu terus terasa seolah-olah tubuhnya yang sakit dahulu ditukarkan Allah SWT. dengan tubuh yang baru. Hilang segala kesakitan yang setahun lebih ditanggung beliau dengan sabar. Saidina Abu Bakr mengatakan; “Inilah ganjaran besar dari Allah buat orang-orang yang sabar..” Kemudian, para sahabat Nabi SAW yang mulia pun pergi meninggalkannya.

Selesai mimpi indah yang kedua ini, beliau bangun dari tidur dan terus duduk. Rakan-rakan sebilik pelik, kenapa beliau dapat bangun dan duduk dengan mudah . Kemudian sahabat-sahabatnya itu menyuruh beliau bangun berdiri dan alhamduliLlah..dengan mudah beliau bangun berdiri dan berjalan di sekitar bilik. “Ya Allah, penyakit ana dah sembuh..” Semua sahabat yang ada di situ bergembira dan menangis. Kemudian beliau segera ke bilik air untuk berwuduk. Dengan tubuh yang ‘baru’, beliau sujud syukur pada Allah SWT “Ya Allah, kiranya di beri tempoh sujud 100 tahun pun belum dapat diriku menjadi hamba-Mu yang bersyukur atas nikmat yg telah Engkau berikan..”

Beliau berpesan pada kami; “Adik-adik, wajarlah para sahabat Nabi SAW yang mulia sanggup mati demi mempertahankan baginda. Akak yang diberi rezeki melihat Nabi tak sampai pun lima minit sudah rasa tidak sanggup berpisah dengannya. Kalau boleh, nak duduk je di bilik untuk beribadah pada Allah dan mengenang wajah Nabi yg mulia. Tapi menyedari banyak lagi taklifan dan tanggungjawab kita atas muka bumi Allah ini, maka hidup mesti diteruskan. Sekarang ini hati akak tenang sangat..kalau boleh, nak je akak pinjamkan hati ni walau hanya sesaat agar adik-adik dapat merasakan betapa beningnya hati ini. Tapi itu tidak mungkin kan , mungkin ini bahagian akak, bahagian kalian? Hanya Pemiliknya Yang Maha Tahu. Akhir sekali akak ingin katakan, tidak rugi kita bersabar…”

(Kisah ini dinukilkan oleh sahabat Syamimi hasil pengalaman benar yang telah dilalui oleh beliau bermimpi berjumpa Rasulullah SAW. pernah disebarkan melalui e-mel dan blog sebelum ini)

Petikan halaqah.net dan http://cikguarif.blogspot.com